Pertambahan penduduk dan meningkatnya pola konsumsi masyarakat merupakan faktor utama yang menyebabkan laju produksi sampah terus meningkat. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2020 menaksir timbunan sampah di Indonesia sebesar 67,8 juta ton.
Bumi ini adalah ciptaan Tuhan, dan segala ciptaan Tuhan
itu harus dipelihara, dimuliakan dan disayangi, menyayangi bumi berarti
menyayangi Tuhan, dan merusak bumi berarti tidak menyayangi Tuhan. Sebagaimana
Nawal Ammar yang menulis tentang Islam and Deep Ecology, mengajukan premis;
“everything on earth is created by God, everything that God creates reflects
His sacredness, and that everything on earth worships the same God”.
Mari bersama kita jaga bumi ini, jangan biarkan sampah
organik dari rumah dibuang ke tempat sampah dan akhirnya menumpuk, membusuk di
TPA dan menjadi polusi bagi lingkungan sekitar.
Olah sampah organik di rumah menjadi Eco Enzyme yg punya
sejuta manfaat, supaya beban bumi tidak terlalu berat. Sejak beberapa tahun belakangan, eco enzyme menjadi salah
satu cara yang populer untuk mengolah sampah organik. Apalagi, dengan diberlakukannya PPKM Darurat sebagai
dampak pandemi Covid-19 kemarin dan konsumsi buah yang meningkat di masyarakat,
volume sampah organik berupa sisa kulit buah pasti melimpah di rumah. Jadi... daripada dibuang begitu saja, mari kita bisa
mencoba untuk mengolah sampah organik tersebut menjadi eco enzyme yang
serbaguna.
Mari berkenalan dengan Eco Enzyme
Apa itu eco enzyme?
Eco- enzyme adalah cairan hasil dari
fermentasi limbah dapur organik seperti kulit buah dan sisa potongan sayuran,
gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan pembuatan eco-enzym hanya
membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organic sayur mentah
dan buah yang belum diolah. Eco-enzyme yang merupakan larutan zat organik kompleks dari hasil
fermentasi sisa organik, gula, dan air dapat memberikan dampak luas bagi
lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi. Eco-enzyme dapat
mengurangi dampak limbah makanan, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan
mempromosikan gaya hidup berkelanjutan.
Proses Eco Enzyme
Prinsip
dalam proses pembuatan enzym adalah fermentasi. Eco-enzyme adalah hasil
olahan bahan organik yang difermentasi dengan menggunakan gula dan air.
Jenis sampah organik yang diolah
menjadi eco enzyme hanya sisa sayur atau buah yang mentah. Fermentasi yang
menghasilkan alkohol dan asam asetat yang bersifat disinfektan hanya dapat
diaplikasikan pada produk tanaman karena kandungan karbohidrat (gula) di
dalamnya, karena itu pastikan sampah sisa sayur dan buah terpisah dari sampah
organik atau non-organik lainnya.
Proses fermentasi akan berlangsung 3
bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan kedua akan
menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga menghasilkan enzyme. Pada bulan ketiga,
EE kita sudah bisa dipanen. Caranya adalah dengan menyaring menggunakan kain
yang sudah tidak terpakai atau baju juga bisa digunakan untuk saringan.
Sisa atau ampas EE dapat kita gunakan
untuk beberapa manfaat seperti:
1. Sebagai starter atau
untuk membantu mempercepat proses pembuatan EE selanjut
2. Untuk membantu proses penguaraian di
dalam septitank dengan terlebih dahulu dihancurkan dan masukkan ke dalam
saluran toilet.
3. Sebagai kompos dengan cara
meletakkannya selapis demi selapis di dalam tanah.
Fungsi Eco Enzyme
Eco Enzyme
dapat dijadikan sebagai cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga,
pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme
mempercepat reaksi bio- kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna
menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu
cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang
sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai
pupuk alami dan pestisidia yang efektif. Produk eco-enzyme biasa
digunakan sebagai desinfektan yang mampu membunuh bakteri dan jamur
sehingga dapat digunakan sebagai pestisida. Selain itu juga dapat digunakan
sebagai pembersih rumah tangga karena produk eco-enzyme yang dihasilkan
mamberikan aroma asam yang segar
Dari kelima produk eco-enzyme semuanya menghasilkan aroma asam. Aroma asam yang dihasilkan berasal dari asam asetat yang terdapat dalam cairan produk eco- enzyme tersebut.
Manfaatnya?
Dengan Eco-enzyme ini kita juga mengurangi penggunaan zat-zat
kimia dalam rumah tangga kita, mengurangi pencemaran bumi. Efeknya dari mulai
kita memungut sampai kita memanfaatkan, itu mempunyai satu efek yang
besar bagi diri kita karena dengan mengurangi zat kimia, hidup kita lebih baik,
lebih sehat.
Secara rinci, eco-enzyme mampu membunuh bakteri dan jamur,
sehingga dapat digunakan sebagai pengganti pembersih dan pestisida berbahan
kimia. Dicampur air bisa untuk ngepel, untuk cuci piring, jika
dicampurkan sabun bisa membersihkan minyak, akan keset.
Sebagai cairan pembersih, eco-enzyme bisa digunakan sebagai
cairan pembersih ramah lingkungan. Kalau eco-enzyme dicampur dengan air, bisa
untuk merendam sayuran dan buah buahan, bisa melepaskan pestisida dan herbisida
yang ada dalam sayuran dan buah buahan kita.
Sebagai pupuk tanaman. Setelah cairan fermentasi selesai,
hasilnya dapat dipakai sebagai pupuk tanaman. Namun, tidak langsung digunakan
pada tanaman. Campurkan air secukupnya sebelum dijadikan pupuk organik pada
tanaman. Atau ditimbun dalam tanah dengan jarak tertentu.
Membantu melestarikan lingkungan sekitar. Menghilangkan
bau ruangan, bisa disemprotkan dalam ruangan, bisa menghilangkan bau. Juga
dapat membersihkan sungai dan danau yang tercemar ini juga sudah sering
dilakukan. Bisa untuk menghilangkan bau toilet/kloset misal di septik tank
proses pembusukan tidak berjalan dengan baik, bisa menuangkan eco-enzyme,
supaya prosesnya jadi bagus
Pengobatan luar, untuk luka, untuk obat luar, banyak sekali
pengalaman empiris seperti luka lecet, luka terbakar, diabetes, luka digigit
serangga, dan terapi untuk stroke.
Bagaimana cara membuatnya?
Ada rumusnya 1:3:10, molase/gula merah tebu:bahan organik:air. Molase ini gula tetes tebu. Dicampur dalam wadah dan ditutup rapat. Selama 3 bulan. Jadi sebenarnya tidak repot. Orang berfikir ini repot, padahal bahannya ada disekitar kita.
Untuk mengenal lebih lanjut tentang Eco Enzyme.... SMAN 1 Kalanganyar sejak bulan Maret 2021 telah banyak mengembangkannya sekaligus mengenalkan mengenalkannya kepada masyarakat sekitar dan para MUSPIKA setempat.

